JAKARTA, KOMPAS.com - Makan merupakan kegiatan
menyenangkan. Kalimat ini patut ditanamkan orangtua kepada buah hatinya.
Agar menyenangkan, maka orangtua harus kreatif mengenalkan kegiatan ini
sejak anaknya masih di bawah usia satu tahun.
Para ibu mungkin
pusing menghadapi perilaku batitanya yang susah makan karena anak
melancarkan gerakan tutup mulut (GTM), atau anak hanya mau makan makanan
yang disuka (picky eater). Tak jarang karena frustasi, ibu
memberi bentakan, ancaman sampai hukuman kepada anak. Bukan bertambah
baik, anak malah semakin sulit diarahkan saat waktu makan tiba.Jika sudah dalam kondisi demikian, Ibu diimbau tidak lantas frustasi. Ketua Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI) Nia Umar menyarankan para ibu untuk tetap tenang menghadapi perilaku anak. Para ibu dapat mencoba terapkan beberapa strategi berikut.
Apabila buah
hati Anda sedang melancarkan GTM, maka siasati dengan membuat suasana
makan menjadi momen yang menyenangkan. Misalnya, libatkan anak dalam
kegiatan memasak sesuai usianya. Ibu dapat juga secara kreatif membuat
variasi menu makanan, mengajak anak makan bersama-sama, atau siasati
dengan memberi makan dalam porsi kecil namun sering.
Bila buah hati Anda seorang yang pemilih makanan, biasanya ia meniru perilaku orang-orang yang berada dekat di sekitarnya. Nah, bisa jadi perilaku pilah-pilih makanan ini karena melihat ibu dan ayahnya. Oleh karena itu, cobalah juga ubah perilaku Anda sambil mencari cara agar anak tidak jadi pemilih makanan lagi. Misalnya, Anda membuat makanan yang bisa langsung dipegang anak, atau membuat jus dan puree. Anda juga bisa menjadikan saat makan penuh imajinasi dengan bermain peran.
"Hal yang perlu diingat, orangtua harus menghormati kehendak dan kemauan anak dengan tidak memaksa. Orangtua jangan mudah menyerah dengan berani mencoba resep baru untuk anak," kata Nia yang ditemui di acara seminar MPASI bertajuk "Golden Standard for Golden Period, Jakarta, pekan lalu.
Nia mengatakan, salah satu teknik yang dapat diterapkan ibu untuk mengatasi anak susah makan adalah dengan membiarkan anak-anak mulai makan secara mandiri. Makan secara mandiri sering dikenal dengan istilah baby led weaning (BLW), yang bisa dilakukan ketika anak muai berusia 9 bulan. Dengan cara ini anak bisa mengenal makanan kemudian menyukainya secara alamiah.
Kegiatan makan mandiri ini mengajarkan anak makan sembari mengaktifkan kelima panca indera. Dari kegiatan ini, anak bisa merasakan halus, kasar, keras bentuk dan ukuran dari tanaman dan bahan makanan yang ia akan makan. Anak bisa mengenal dan memainkan warna-warna dalam makanan. Dari makan mandiri ini, anak bisa mengenal rasa-rasa alami makanan sehingga akan terus menyukainya sampai dewasa.
Bila buah hati Anda seorang yang pemilih makanan, biasanya ia meniru perilaku orang-orang yang berada dekat di sekitarnya. Nah, bisa jadi perilaku pilah-pilih makanan ini karena melihat ibu dan ayahnya. Oleh karena itu, cobalah juga ubah perilaku Anda sambil mencari cara agar anak tidak jadi pemilih makanan lagi. Misalnya, Anda membuat makanan yang bisa langsung dipegang anak, atau membuat jus dan puree. Anda juga bisa menjadikan saat makan penuh imajinasi dengan bermain peran.
"Hal yang perlu diingat, orangtua harus menghormati kehendak dan kemauan anak dengan tidak memaksa. Orangtua jangan mudah menyerah dengan berani mencoba resep baru untuk anak," kata Nia yang ditemui di acara seminar MPASI bertajuk "Golden Standard for Golden Period, Jakarta, pekan lalu.
Nia mengatakan, salah satu teknik yang dapat diterapkan ibu untuk mengatasi anak susah makan adalah dengan membiarkan anak-anak mulai makan secara mandiri. Makan secara mandiri sering dikenal dengan istilah baby led weaning (BLW), yang bisa dilakukan ketika anak muai berusia 9 bulan. Dengan cara ini anak bisa mengenal makanan kemudian menyukainya secara alamiah.
Kegiatan makan mandiri ini mengajarkan anak makan sembari mengaktifkan kelima panca indera. Dari kegiatan ini, anak bisa merasakan halus, kasar, keras bentuk dan ukuran dari tanaman dan bahan makanan yang ia akan makan. Anak bisa mengenal dan memainkan warna-warna dalam makanan. Dari makan mandiri ini, anak bisa mengenal rasa-rasa alami makanan sehingga akan terus menyukainya sampai dewasa.
Editor :
Asep Candra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar